Hubungi Kami

Dukuh brajan merupakan salah satu dari 3 dukuh yang berasa di desa prayungan kecamatan sawoo. Nama dukuh brajan sendiri diambil dari nama Eyang Brojonoto (anak buah dari pangeran samber nyowo yang merupakan anak buah dari pangeran diponegoro), eyang brojonoto merupakan seorang prajurit dari Kerajaan Mataram pada masa penjajahan Belanda. Beliau ditugasi oleh kerajaan untuk menjadi seorang intelejen satu dan mengembala ke daerah timur, tugas beliau yaitu mencari atau menyelidiki masyarakat yang pro dengan belanda dan mengamankan diri dari musuh. dalam perjalannya, Ketika sampai di wilayah brajan ini beliau menemukan titik terang misinya dan kemudian Ketika beliau ingin kembali ke kerajaan untuk mengabarkan situasi yang telah ditemukan Ketika pengembalaannya, beliau mempunyai keinginan untuk berdomisili disini, alas an seliau ingin untuk tinggal di wilayah tersebut (yang sekarang dikenal dengan dukuh brajan) di sisi lain juga kondisi beliau yang dirasa sudah menurun. beliau kemudian memerintahkan prajurit bawahannya untuk meninggalkan beliau dan melanjutkan perjalanan menuju kerajaan mataran tidak lain dan tidak bukan untuk mengabarkan situasi dari pengembalaannya tersebut.

Nama Brojo itu diambil dari Bahasa sansekerta yang berarti mata angin, kemudian diabadikan oleh masyarakat menjadi nama dukuh brajan dan kemudian nama brojo/brajan juga dipakai untuk nama kesenian dan kegiatan” seperti reog singo brojo, karang taruna (voli) putra braja, (sepak bola) bayu braja, dan lain sebagainya. Untuk sejarah lain dan silsilah lengkap mengenai eyang brojonoto ada di kerajaan Surakarta (mataram). Untuk penyebaran kerajaan mataram sendiri menyebar ke arah timur yaitu tulungagung, trenggalek, ponorogo, pacitan, madiun.

Makam eyang brjonoto pun sampai sekarang ini masih dikeramatkan dan dipelihara oleh masyarakat. seperti Ketika menjelang akhir tahun dan menghadapi musim tanam baru (labuh), khusus warga dukuh brajan mengadakan doa Bersama untuk mndoakan eyang brojonoto dan sesepu yang lain. Menjelang puasa Ramadhan ada kegiatan doa Bersama, tahlil, ziarah makam. Selo (bersih desa, ruwatan) suro (menjemput bulan baru/kenduren/mapak suro)

Makam yang ada saat ini sudah hasil renovasi pada tahun 2005, eyang brojo sendiri wafat pada sekitar tahun 1800 an, dulu makamnya hanya memakai nisan batu yang diayomi dengan pohon kamboja yang sangat besar. Yang pada akhirnya pohon tersebut ditebang karena dirasa sudah lapuk dan bagian ranting pohon yang sudah sampai menjulang ke jalan raya dan ditakutkan malah membahayakan orang yang melewati jalan tersebut.

Makam eyang brojo ini kemudian menjadi wisata reliji di desa prayungan, selain makam eyang brojo ini juga ada makam mbah rahwin (pembawa ajaran islam di desa prayungan) dan makam mbah palang (jabatan untuk kepala desa), untuk nama aslinya beliau memliki kurang lebih 3 nama yaitu slamet prawira dirjo,

Diatas gunung ijo juga ada 2 makam kuno leluhur desa, tedjo kesuman seorang pertapa. Gunung ini sering terjadi kebakaran yang disebabkan oleh masyarakatnya sendiri, tetapi sekitar makam yang ada disana selalu aman tidak pernah sekalipun makam tersebut terkena kebakaran sekecilpun. Gunung ini juga masih digunakan untuk ornag bersemedi/bertapa (padepokan)

 

Bagikan artikel ini

Unduh Aplikasi

Temukan seluruh solusi administrasi desa didalamnya!

Aplikasi kami tersedia di perangkat seluler android, unduh sekarang untuk memulai!

Jika setelah mendaftar anda belum bisa melakukan login, mohon hubungi admin desa terkait untuk melakukan approval.

download apk

slot gacor mudah jackpot 1slot gacor mudah jackpot 2slot gacor mudah jackpot 3slot gacor mudah jackpot 4slot gacor mudah jackpot 5slot gacor mudah jackpot 6slot gacor mudah jackpot 7slot gacor mudah jackpot 8slot gacor mudah jackpot 9slot gacor mudah jackpot 10slot gacor mudah jackpot 11slot gacor mudah jackpot 12slot gacor mudah jackpot 13slot gacor mudah jackpot 14slot gacor mudah jackpot 15slot gacor mudah jackpot 16slot gacor mudah jackpot 17slot gacor mudah jackpot 18